Pemprov Jambi Targetkan 11 Tower Repeater Rampung di 2024
JAMBI - Pemerintah provinsi Jambi menargetkan 11 Tower Ripidter terbangun di provinsi Jambi hingga 2024. Tujuan sarana sebagai penguat atau menarik sinyal dari Base Transceiver Station (BTS) tower utama yang dibangun pemerintah pusat. Sehingga dengan alat bantu yang dibangun Pemprov masyarakat yang jauh dari BTS bisa terlayani jaringan internet.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi Ariansyah mengatakan, Tower Ripidter atau penguat sinyal ini berfungsi jika terdapat BTS di daerahnya. Dengan radius atau jangkauan 1,5 hingga 2 kilometer.
"Tingginya 40 meter, jadi dengan Ripidter penguat sinyal, internet bisa dinikmati masyarakat," ucap Ariansyah (16/5).
Ariansyah menyatakan, awalnya pada 2023 sarana ini sudah dicoba dibangun di Desa Air Batu, Merangin yang dekat dengan desa wisata Pariwisata andalan Geopark Merangin. Dan hasilnya amat dinikmati masyarakat.
Lalu pada 2024 ini sudah mulai dibangun di Muara Emat, Kerinci. Tepatnya di dekat rumah makan 2 putri.
"Tidak bisa sembarang tempat dibangun di titik yang bisa, karena jika di daerah penurunan yang cekung, maka jika ada bukit yang lebih tinggi penghalang tak bisa terjangkau Ripidter ini," ucapnya.
Nantinya, kata Ariansyah, untuk kendala tidak bisa tembus karena terhadang bukit akan ada pertemuan nantinya petinggi Telkom, vendor dan Gubernur.
Dijelaskan Ariansyah, pada 2024 ini tinggal 9 Ripidter yang akan dibangun. Untuk lokasi pembangunan Tower Ripidter diprioritaskan pada daerah pelosok yang sulit sinyal. bukan tersebar satu per satu untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. hal itu lantaran seperti Kota Jambi sudah tak ada daerah Blank Spot.
"Jadi desa yang sangat butuh, seperti di Kabupaten Merangin, Sarolangun, Bungo, Tanjabtim dan Tanjabbar, berdasarakan survei lapangan langsung dan dicek juga melalui satelit. Kita ada tim yang menentukan kerjasama, Diskominfo, operator seluler dan vendor. Ditargetkan akan rampung dibangun 2024 ini selesai," sampai Ariansyah.
Adapun anggaran satu ripidter ini, jelas Ariansyah, berjumlah Rp 400 jutaan untuk satu tower dari anggaran Diskominfo Provinsi Jambi.
"Ini sudah termasuk tower, upah pasang, jaringan sehingga bisa dinikmati masyarakat," jelasnya.
Selain tower ripidter ini, andalan program Pemprov Jambi melalui Diskominfo Provinsi Jambi adalah internet gratis. Jenis internet masuk desa ini berbentuk Vsat, Fiber Optik (FO) kabel, atau melalui triangle tower radio. Dimana 125 desa, telah dibangun pada 2022 yang dibangun di kantor pemerintah desa.
"Ini difokuskan pemerintahan desa e-bisnis berguna maupun e-education, ini mendukung program desa digital juga. Ini merupakan program Jambi Mantap Gubernur Jambi Al Haris dan Wagub Abdullah Sani dalam misi ketiga Memantapkan Kualitas Sumber Daya Manusia pada bagian Jambi Cerdas," kata Ariansyah.
Lalu tahun 2023 dibangun sebanyak 80 desa yang blank spot/ tak bisa dilayani. dan tahun 2024 juga 80 internet masuk desa. Dimana tahapannya saat ini sedang survei lokasi dan tempat pemasangan.
"Sehingga totalnya sesuai RPJMD 285 desa akan masuk Internet masuk desa, itu datanya desa yang blank spot dari 1.414 desa yang ada di Provinsi Jambi," ucapnya.
Disinggung terkait anggapan masyarakat 1000 tower yang dijanjikan Pemprov, Ariansyah menyebeut dirinya berpedoman pada RPJMD. Ariansyah mengatakan dalam perencanaan itu tak dikatakan janji gubernur 1000 tower. "Ini hanya analogi saja yang menerangkan jumlah yang banyak, bukan 1.000. Ini sama halnya seperti Masjid Seribu tiang dan Sejuta pura di Bali kan tak sebanyak jumlah itu bendanya," pungkasnya. (aan)
Tag:
Advetorial